Waktu Adalah Nyawa
Oleh: Ickur
(Ketua LAKPESDAM NU Balikpapan)
Tentu kalian pernah mendengar ungkapan “waktu adalah uang”. Kalimat ini diterjemahkan dari bahasa Inggris -‘time is money” Yang merupakan ungkapan yang dipopulerkan oleh Benjamin Franklin pada tahun 1748 dalam essaynya “essay to e young tradesman”. Saya sendiri belum pernah membaca essay itu, yang jelas quote waktu adalah uang lebih popular dari pada judul essay tersebut.
Dalam salah satu scene filim National Treasure dijelaskan bahwa sebelum Benjamin Franklin mempopulerkan time is money yang berimplikasi terhadap disiplin dan penghargaan terhadap ketepatan waktu, masyarakat masih bersikap toleran terhadap molornya waktu atau yang dikenal dengan istilah jam karet. Tetapi ada juga pendapat lain yang mengatakan bahwa sebelum Benjamin Franklin, konsep serupa dengan time is money telah dikenal masyarakat, seperti Aristoteles yang menekankan bahwa keberhasilan suatu argumen ditentukan oleh waktu yang tepat dalam menyampaikannya.
Apakah uang yang dimaksud oleh Benjamin Franklin adalah uang sebagaimana yang kita kenal sekarang!?. Uang yang kita kenal sekarang adalah uang kertas yang perlahan-lahan bertransformasi menjadi uang digital. Tentu di masa Franklin belum dikenal uang dan sistem pembayaran digital. Kemungkinan yang paling masuk akal adalah uang koin dan uang kertas, karena pada masa itu terjadi transformasi dari uang logam ke uang kertas yang kemudian sama-sama digunakan sebagai alat tukar yang sah.
Ada yang menarik dalam film Lawrence Of Arabia berkaitan dengan uang. Film lawas berdurasi panjang ini menampilkan dalam salah satu scene-nya ketika pimpinan suku Arab yang membantu Thomas Edward Lawrence, tokoh utama dalam film tersebut untuk mengalahkan pasukan Turki Utsmani. Ketika pasukan kerajaan Inggris bersama Suku-suku Arab yang berhasil diorganisir oleh Lawrence dengan janji harta rampasan perang justru kecewa karena yang mereka dapatkan bukanlah tumpukan emas melainkan tumpukan uang kertas. Dalam paradigma Suku-suku Badui Arab, uang hanyalah tumpukan kertas yang tidak berharga.
Tentu sangat wajar sikap suku Arab Badui yang memandang uang sebagai lembaran kertas yang tidak berharga karena mereka belum sampai pada fase peradaban di mana nominal pada uang kertas sebagai wakil dari berapa banyak emas yang dimiliki seseorang dan bisa dijadikan alat tukar. Singkatnya uang kertas adalah simbol dari kepemilikan emas; standar emas.
Betulkah uang adalah standar emas?. Ya, awalnya uang adalah simbol kepemilikan emas, tetapi sejak “Nixon Shock” pada 15 Agustus 1971, Presiden Amerika Serikat Richard Nixon menghentikan konversi dollar menjadi emas dan mengakhiri standar emas. Jadi saat ini, uang kembali seperti dalam paradigma suku Badui yang melihat uang hanya lembaran kertas. Tapi bedanya, uang kertas yang pernah menjadi perwakilan emas terlanjur disepakati untuk menjadi alat tukar, dan meskipun telah dilepaskan dari sumber kepemilikan emas tetap saja digunakan sebagai alat tukar.
Jika Benjamin Franklin berhasil mendoktrin hampir seluruh umat manusia untuk menghargai tiap deret hitungan waktu dengan uang, maka dalam Film In Time lebih mengerikan lagi soal menghargai waktu. Dalam film tersebut, waktu adalah alat tukar dalam melakukan transaksi apa pun. Dan tiap deret waktu dihargai dengan nyawa. Siapa yang kehabisan waktu maka berakhir pulalah hidupnya di dunia.
Kalau uang pada awalnya berstandar emas, dan Benjamin Franklin dikenal sebagai figur yang mempopulerkan quote waktu adalah uang, maka dalam Film In Time dikenal prinsip “waktu adalah nyawa”. Ngeri kan?.
Pesantren Miftahul Ulum
Manggar – Balikpapan
6 Mei 2024.