Kucing dan Manusia: Siapa yang Sebenarnya Domestik?

“Kucing dan Manusia: Siapa yang Sebenarnya Domestik?”

Oleh: Ickur
(Penggagas Komunitas Disorientasi)

Pernahkah Anda memperhatikan perilaku kucing di sekitar Anda? Kucing yang saya maksud di sini bukanlah hewan peliharaan. Mereka juga bukan kucing liar, karena kucing telah lama menjadi hewan domestik yang hidup berdampingan dengan makhluk lain.

Kucing yang saya maksud adalah kucing yang sebenarnya tidak sengaja kita pelihara, tetapi mereka hadir di sekitar kita dan setidaknya makan dari pemberian kita, atau bisa juga dari sisa makanan kita. Untuk kalimat terakhir ini, saya harap para pecinta kucing tidak marah.

Ambil contoh saja kucing yang ada di rumah saya. Kucing ini, seperti yang saya katakan sebelumnya, terkadang makan dari sisa lauk yang kami makan, terkadang juga makan dari makanan kucing yang sengaja saya beli di toko yang menjual makanan hewan peliharaan.

Entah kapan kucing ini mulai mengembangkan kebiasaan ketika orang yang ada di rumah sedang makan, pasti kakinya (orang yang makan itu) digandolin, dan ini kadang bahkan sering kali membuat jengkel. Mungkin sikap seperti ini adalah sarana komunikasi kucing tersebut ketika ingin meminta makanan.

Jadi, kucing menggunakan dua cara untuk berkomunikasi: pertama, dengan mengeong; kedua, dengan menunjukkan sikap tertentu yang dilakukan secara berulang-ulang sampai membentuk perilaku khusus. Anehnya, meskipun telah diberi makanan yang saya beli di toko penjual makanan hewan, si kucing tetap melakukan kebiasaannya ketika melihat salah satu dari penghuni rumah beraktivitas di dapur.

Ketika saya masih kecil, sering kali saya melihat kucing berburu tikus di dalam dan di luar rumah. Sampai suatu ketika, saya menonton film kartun lawas yang sangat familiar; Tom & Jerry. Meskipun tidak begitu mirip, tetapi sedikit banyak bisa menggambarkan relasi tikus dan kucing dalam kehidupan sehari-hari. Waktu itu, dalam pikiran saya terdapat konsep bahwa makanan kucing adalah tikus. Itu sebelum saya paham konsep hewan peliharaan, saat di mana saya belum tahu bahwa ada orang atau pun komunitas penyayang hewan yang memperlakukan hewan layaknya ternak yang daging dan telurnya bisa dimakan atau dijual di pasar.

Tapi kucing kan dagingnya tidak dimakan manusia(?) dan tidak bisa bertelur. Terus, untuk apa memelihara kucing? Untuk menjawab pertanyaan ini, sebaiknya tanyakan langsung kepada pencinta kucing. Namun, saya akan memberikan beberapa jawaban berdasarkan pendapat pribadi saya, yang bisa Anda sanggah atau lengkapi jika kurang.

Pertama, sublimasi dari rasa cinta dan sayang. Dengan merawat kucing peliharaan, perasaan cinta dan kasih sayang seseorang bisa tersalurkan secara positif. Kedua, fetis. Yakni percaya kepada sesuatu yang dianggap memiliki kekuatan magis. Ketiga, digunakan sebagai penangkal tikus. Untuk jawaban ketiga ini, entah di tempat Anda sama, berdasarkan cerita beberapa teman bahwa kucing sekarang sudah tidak minat untuk berburu tikus. Dan memang dalam beberapa kali kesempatan saya menyaksikan tikus berjalan dengan santai di depan kucing yang juga dengan cuek melekuk tubuhnya dengan malas sembari menjilati kakinya sendiri.

Mungkin fenomena seperti ini adalah bagian dari tahap domestikasi kucing yang awalnya adalah hewan liar kemudian menjadi hewan peliharaan. Saat menjadi hewan liar, tentu kucing mengalami fase berburu dan mencari makanan dari alam. Transformasi menjadi hewan peliharaan mengubah watak dan perilaku kucing, yang harus berburu untuk bisa mempertahankan hidup, selanjutnya mendapat asupan makanan dari tuannya.

Terjadilah dua watak yang berlangsung secara bersamaan; berburu, di mana tikus merupakan buruan yang menjadi sasaran empuk, dan mengharap jatah sisa makanan tuannya. Yang akhirnya sampai pada fase, di mana kucing merasa nyaman mendapat perlakuan khusus dari tuannya dengan karena kebutuhan pokoknya yaitu makanan tercukupi. Wataknya kemudian berubah menjadi hewan peliharaan masa kini yang kerjannya hanya makan, bermain, dan tidur.

Beda halnya yang terjadi pada si tikus. Tikus gagal melakukan transformasi dari binatang liar menjadi binatang domestik. Bahkan untuk merubah citranya dari binatang jorok pun tidak bisa. Dan ketika kucing pensiun berburu tikus, malah justru manusia atau tuan dari kucing tersebut yang berburu tikus, baik menggunakan perangkap maupun menggunakan racun. Membunuh tikus tidak sama dengan membunuh kucing. Membunuh tikus dianggap suatu kewajaran tetapi membunuh kucing? Jangankan membunuh kucing dengan sengaja, membunuh dengan tidak sengaja saja dibuatkan mitos akan terjadi hal-hal aneh nan dahsyat. Seolah alam ikut mengutuk si pembunuh kucing walau tanpa sengaja.

Bagi yang pernah menonton kartun Tom dan Jerry, tentu Anda melihat manuver-manuver kurang ajar dari Jerry yang membuat hidupnya Tom tidak tenang. Menurut saya, apa yang dilakukan Jerry keliru. Harusnya bukan Tom yang menjadi sasaran pemberontakan Jerry. Apa yang dilakukan Tom adalah wujud ekspresi ketika seseorang berada pada zona nyaman. Di mana kebutuhannya telah terpenuhi oleh tuannya. Kalau kebutuhan pokok sudah terpenuhi, untuk apa lagi berbuat ulah. Di sinilah kekeliruan Jerry, seolah perlakuan Jerry terhadap Tom adalah wujud dari rasa cemburu karena tidak mendapat perlakuan dan akses yang sama dari majikan. Seharusnya yang menjadi sasaran protes Jerry adalah si tuan yang telah berlaku tidak adil. Bahkan si tuan telah melakukan politik belah bambu; satu diangkat, satu diinjak.

Apakah mungkin kisah kucing yang telah terurai di atas merupakan cerminan dari fakta sosial yang sedang berlangsung dan di dalamnya kita semua mengambil peran? Ada si tuan yang berlaku tidak adil, dengan memberikan akses sumber daya kepada kelompok tertentu, sedangkan kelompok yang lain tidak diberi kesempatan untuk mendapatkan apa lagi menikmati sumber daya tersebut. Ada yang berperan sebagai Tom, hewan peliharaan si tuan yang telah berada pada posisi yang nyaman yang selalu merasa terancam kehilangan posisi. Dan ada juga Jerry yang selalu mengganggu Tom karena cemburu tidak mendapat perlakuan yang sama dari si tuan.

Kalau ini kisah nyata, posisi Anda di mana!? Apakah, Tuan, Tom, atau Jerry? Kalau ini fiksi atau cerita rekaan belaka dan tidak ada maksud untuk menyinggung siapa pun, Anda memilih berperan sebagai apa dari ketiga tokoh yang disebutkan di atas?.

Kalian tidak harus memilih, kan?.

Pesantren Miftahul Ulum
Manggar – Balikpapan
7 Mei 2024.

Selengkapnya...

Terkait

Back to top button