DPRD Kota Bontang Nilai Program Betah Tak Berjalan di Era Basri Rase-Najirah

TIMURMEDIA – Kinerja Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang yang dipimpin Basri Rase dan Najirah, kembali disorot. Salahsatu sebabnya, program Belanja Tiap Hari (Betah) yang diresmikan mantan Walikota Bontang Neni Moerniaeni, terkesan diabaikan.

Dalam catatan Timur Media, program Betah yang ditujukan untuk seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang itu hanya berjalan selama 3 bulan.

Menurut anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang, Bakhtiar Wakkang, program Betah sebenarnya bisa menjadi salahsatu upaya meningkatkan roda ekonomi lokal. Yakni dengan cara membeli kebutuhan sehari-hari di pasar tradisional.

“Memang di sisi lain, program Betah tidak sepenuhnya mengatasi persoalan sepinya pasar tradisional. Tapi setidaknya bisa membantu meramaikan aktivitas di sana dan membantu pedagang kecil,” katanya.

Bagi politisi Partai Nasional Demokrat (NasDem) itu, program Betah tidak berjalan maksimal karena staf di lingkungan Pemkot Bontang seperti setengah hati menjalankan.

Buktinya, pengawasan di masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sangat lemah. Bahkan tak pernah dilaporkan ke publik. Padahal, mereka berada di garda terdepan untuk memastikan program Betah berjalan maksimal. “Kepala dinas mestinya ketat mengawasi juga stafnya supaya berbelanja di pasar,” tegasnya.

Sebelumnya, pada 22 September 2020 lalu, Pemkot Bontang menginstruksikan kepada seluruh ASN di lingkungan Pemkot Bontang dan masyarakat untuk bersama-sama melakukan gerakan menghidupkan pasar rakyat Kota Bontang melalui Program Betah. Dengan cara bersama-sama berbelanja kebutuhan sehari-hari di pasar tradisional.

Di program Betah ini, para ASN dijadwalkan bergantian berbelanja di pasar. Tujuannya membantu pedagang di pasar tradisional tetap ramai di masa pandemi. (fa/ads)

Selengkapnya...

Terkait

Back to top button