Pop Culture: Pembunuh di Sampul Sonic Youth

Antara 1960 hingga 1980-an, Ian Brady jadi penjahat paling ditakuti di Inggris. Ketika membunuh Lesley Ann Dowley (10 tahun), pemuda berusia 27 tahun ini merekam teriak dan tangis sang korban.

SELAIN merekam, Brady juga memotret tubuh Downey dengan pose-pose provokatif. Jurnalis New York Times menyebut pose yang memperlihatkan mulut serta kaki korban yang terikat dengan istilah “gaya foto porno”.

Foto-foto dan rekaman video disimpan dalam sebuah koper milik Brady dan Myra Hindley, kekasih yang setia membantu Brady dalam setiap aksinya. Sementara jasad korban dibenamkan ke dalam sebuah lahan sepi tak bertuan yang terletak di Saddleworth Moor, sebelah barat daya Inggris.

Total ada lima jasad yang dikubur di sana. Brady terbukti telah membunuh Eddward Evans (17 tahun), John Kilbride (12), Pauline Reade (16), dan Keith Bennett (12). Sebagian besar korban mengalami kekerasan seksual sebelum tewas.

Brady dan Hindley ditangkap setelah adik ipar Hindley, David Smith, melaporkan tindak kejahatan keduanya kepada polisi. Smith sebetulnya bukan sosok yang bersih. Sebelum memutuskan melapor, Smith bertugas membantu aksi kekerasan sang ipar. Karena tidak kuat melihat penderitaan korban, Smith memilih untuk menghadap polisi.

Jejak kekejaman duo Brady dan Hindley masih terlihat di meja hijau. Psikolog yang memeriksa kondisi mental terdakwa menyatakan bahwa dua sejoli itu sama sekali tidak menunjukkan rasa empati dan tak mau mengakui kesalahan bahkan di hadapan hakim.

Kasus Moors Murders –sebutan bagi rangkaian pembunuhan yang dilakukan Brady-Hindley– masih terus diteliti hingga beberapa dekade setelah kejadian. Pada 1986, New York Times melaporkan bahwa polisi kembali memeriksa lokasi penguburan korban guna memastikan tidak ada jasad yang terlewat. Francis L. Clines, jurnalis yang saat itu turun lapangan, menuturkan area tersebut selalu dikunjungi ratusan wartawan dan polisi setiap harinya.

Gema Moors Murders berlanjut hingga awal 1990an dan menarik perhatian Raymond Pettibon, seniman muda California yang gemar membuat karya beraliran pop art dengan detail-detail nakal. Pada 1990, ia mendapat tugas mendesain sampul album band noise asal Amerika Serikat, Sonic Youth.

Ia pun teringat potret David Smith dan Maureen Hindley di persidangan. Lalu lahirlah sebuah sampul album legendaris Goo (1990). Isinya: gambar potret yang dimodifikasi menjadi kartun itu. Di kemudian hari, Museum of Modern Art New York mengoleksi gambar tersebut. Potret pop art Smith dan Hindley tercetak pada kaus yang dipakai anak-anak muda penggemar Sonic Youth dan pecinta pop art sejagat raya.

Karya Pettibon hanyalah satu dari sekian banyak bukti bahwa kasus kejahatan terutama pembunuhan senantiasa jadi kisah yang diminati publik dan diolah jadi produk budaya populer. Ironisnya, semakin sadis kisah kejahatan, semakin besar pula potensi untuk jadi barang laris di pasaran. (*)

Selengkapnya...

Terkait

Back to top button