Setengah Abad HCA, Kontribusi Migas bagi Kukar dan Energi Nasional

Balikpapan — Lapangan Handil Central Processing Area (HCA) di Kecamatan Muara Jawa, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, memasuki usia 50 tahun. Sejak mulai berproduksi pada 1975, lapangan migas yang kini dikelola PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) itu bukan hanya menopang ketahanan energi nasional, tetapi juga memberi kontribusi nyata bagi ekonomi dan sosial di daerah.
General Manager PHM, Setyo Sapto Edi, mengatakan keberlangsungan HCA selama setengah abad merupakan hasil pengelolaan yang konsisten serta dukungan masyarakat sekitar. “HCA bukan hanya soal produksi migas, tetapi juga soal manfaat ekonomi, lapangan kerja, dan sinergi dengan pemerintah daerah. Semua itu menjadi fondasi keberlanjutan lapangan hingga hari ini,” ujarnya, Selasa (17/9/2025).
Dalam lima dekade perjalanannya, HCA menghadapi fluktuasi harga migas, dinamika cadangan, hingga tuntutan menjaga lingkungan. Namun, melalui inovasi, digitalisasi operasi, dan penerapan teknologi, lapangan ini tetap bertahan sebagai aset vital.
Selain menjaga pasokan energi, keberadaan HCA juga memberi dampak bagi perekonomian Kutai Kartanegara dan Kalimantan Timur. Operasi migas mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui program tanggung jawab sosial, penciptaan lapangan kerja, hingga kontribusi pajak dan dana bagi hasil migas.
“Kolaborasi dengan masyarakat lokal dan pemangku kepentingan lain membuat HCA tetap produktif sekaligus menghadirkan manfaat bagi daerah. Kami meyakini keberlanjutan operasi migas akan terus mendukung ketahanan energi nasional sekaligus pembangunan di daerah,” kata Setyo.
PHM, anak usaha PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), merupakan kontraktor kontrak kerja sama SKK Migas yang beroperasi di Wilayah Kerja Mahakam. PHM menjalankan pengelolaan migas dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) untuk mendukung ketahanan energi dan pembangunan berkelanjutan.
(Deb)