Rocky Gerung Bukan Wali; Sikap Ambigu Para Pelapor

Rocky Gerung Bukan Wali; Sikap Ambigu Para Pelapor.
Oleh: Ickur
(Komunitas Disorientasi)
Jagat Twitter yang sekarang logonya berubah menjadi simbol “X” kembali diramaikan oleh netizen +62 yang meributkan pernyataan “bajingan” Rocky Gerung. Bahkan partai besarpun sampai ikut melaporkan Rocky Gerung ke pihak kepolisian karena dianggap melanggar undang-undang ITE.
Saat aku mendengar, atau tepatnya membaca kata bajingan yang katanya ditudingkan oleh Rocky Gerung kepada Presiden RI Joko Widodo, mengingatkan aku pada puluhan tahun lalu ketika Band Wali merilis lagu berjudul “emang dasar”. Dalam lirik lagu yang diciptakan oleh Apoy, gitaris Wali, terdapat kata bajingan. Lagu yang kemudian menjadi hits ke seluruh negara pengguna bahasa Melayu ini pada saat bersamaan tiba-tiba tersandung masalah karena mendapat protes dari beberapa kelompok dan organisasi masyarakat.
Pada tanggal 13 Maret 2008, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mengeluarkan surat teguran kepada Wali. Dalam surat tersebut, KPI meminta Wali untuk menghentikan pemutaran lagu “Emang Dasar” di televisi dan radio. Kelompok lain yang memprotes Lagu “Emang Dasar” yang dinyanyikan oleh Wali antara lain: Front Pembela Islam (FPI) Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII), dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kelompok-kelompok tersebut menilai bahwa lagu tersebut mengandung unsur SARA karena lirik lagunya yang dianggap menyinggung agama tertentu.
Lima belas tahun kemudian, kata bajingan ini kembali menuai masalah dan kali ini berasal dari olahan kata-kata Rocky Gerung. Kata ini disematkan kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dan memicu reaksi banyak pihak yang terdeteksi sebagai barisan pendukung Jokowi. Rocky Gerung dilaporkan ke pihak kepolisian. Rocky Gerung bukanlah Wali, tetapi dia juga punya pengaruh bahkan mungkin fans club yang mayoritas berseberangan dengan pendukung Jokowi, bahkan hanya dengan satu kata “dungunya” saja bisa mendapat ribuan “like” di akun sosial medianya.
Rocky Gerung memang sosok yang unik, dia mampu memperlihatkan kepada khalayak akan paradoks atau ambiguitas toleransi dan intoleransi. Ketika dia nengatakan kitab suci itu fiksi dalam sebuah program di salah satu TV nasional, barisan pendukung toleransi justru bertindak intoleran, melaporkan Rocky Gerung dengan isu penistaan agama. Pada saat yang bersamaan, kelompok yang selama ini berlaku intoleran kepada kaum minoritas dan selalu membawa-bawa isu agama justru membela Rocky Gerung. Dan agaknya isu bajingan Rocky Gerung ini didiamkan oleh kelompok yang dulunya mencekal Wali ketika kata bajingan itu disebutkan dalam lirik lagu “emang dasar”.
“Emang dasar emang dasar eh dasar kamu cacingan” (Wali, Emang dasar, versi edited setelah pencekalan).*
4 Agustus 2023
Madrasah Miftahul Ulum Manggar.