Lokasi Karantina Sempat Ditolak Warga

Reporter : Teguh. H | Editor : Faisal

Timur Media, Penajam – Sejumlah warga yang bermukim dekat rusunawa yang akan dijadikan lokasi karantina Orang Dalam Pemantau (ODP) corona virus disease (Covid-19) menolak tempat tersebut dijadikan lokasi karantina.

Warga yang berasal dari RT 04, 05, 29 dan 25 Kelurahan penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, yang berdekatan langsung dengan rumah susun tersebut, melakukan penutupan pintu masuk sebagai aksi penolakan.

Aksi pemblokadean pintu rusunawa yang teletak di kilometer 1 penajam itu sebagai bentuk penolakan terhadap pemindahan ODP dari rumah masing-masing untuk dilakukan karantina.

Salah satu warga RT 25, Amir menegaskan menolak adanya pemindahan ODP ke rusunawa. Pasalnya ucap dia, warga takut dengan adanya ODP di tempat tersebut akan berdampak luas ke warga.

“Siapa yang menjamin kalau ternyata dari ODP ada yang menularkan penyakitnya dan terkena corona,” tegasnya.

Sementara itu warga lainnya yang berasal dari RT 29, Kamaluddin  Sahar mengungkapkan jika masih ada tempat lain yang juga layak dijadikan sebagai lokasi karantina. Seperti Dome, Graha Pemuda Penajam, Rumah Sakit Pratama Sepaku.

“Kan masih banyak opsi tempat yang lebih layak. Jauh juga dari pemukiman,” tegas Kamal.

Datang dilokasi kejadian Kapolres PPU AKBP Dharma mengatakan kepada masyarakat untuk tidak gegabah melakukan penolakan, karena menurutnya opsi melakukan karantina di rusunawa adalah yang paling mungkin dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19.

”inikan untuk kita semua, dikarantinakan agar ODPnya dapat dipantau dan tidak jalan kesana kemari.” Ungkap AKBP Dharma.

Sementara itu AKBP Dharma juga mengingatkan kepada masyarakat jika terjadi hal yang tersebut akan diambil tindakan tegas.

Lanjut menjelaskan, AKBP Dharma mengatakan membutuhkan pengertian dari semua masyarakat terhadap keadaan kita sekarang yang sedang menghadapi pandemi ini.

”Masyarakat perlu paham,” pungkasnya.

Setelah bertemu dengan aparat keamanan warga sekitar yang menolak akhirnya membuka blokade dan membubarkan diri.

 

Selengkapnya...

Terkait

Back to top button

You cannot copy content of this page