KKMI Balikpapan Dorong Pendidikan Inklusif melalui Workshop Berkelanjutan
Timur Media, Balikpapan, 28 November 2024
Berawal dari hasil rapat koordinasi yang digelar oleh Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) Kota Balikpapan bersama Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kemenag Balikpapan, Sinta Ningsih, disepakati perlunya langkah konkret untuk mendukung penerapan pendidikan inklusif di madrasah ibtidaiyah. Kesepakatan ini kemudian diwujudkan melalui workshop bertajuk “Kelas Inklusi Kamad & Guru MI Kota Balikpapan” yang diselenggarakan dalam dua tahap, yakni pada 28 November dan 10 Desember 2024.
Workshop ini dirancang untuk membekali kepala madrasah (Kamad) dan guru dengan pengetahuan serta keterampilan dalam mengelola pendidikan inklusif yang efektif dan berdaya guna. Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Balikpapan, Masrivani, S.Ag., MH. Dalam pidatonya, Masrivani menegaskan bahwa pendidikan inklusif adalah sebuah keniscayaan di era modern.
“Madrasah harus menjadi tempat yang nyaman bagi semua siswa tanpa terkecuali. Kita tidak boleh mengesampingkan hak anak-anak berkebutuhan khusus untuk mendapatkan pendidikan yang layak,” tegasnya.
Sebanyak 82 peserta yang terdiri atas kepala madrasah dan guru dari berbagai MI di Balikpapan turut hadir dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini. Pada hari pertama, mereka diajak mendalami konsep dasar pendidikan inklusif melalui sesi teori dan praktik yang difasilitasi oleh psikolog sekaligus pakar pendidikan inklusif, Dra. Dwita Salverry.
Dwita memandu peserta dalam mengenali kebutuhan khusus siswa, menyusun strategi pembelajaran yang sesuai, dan membangun lingkungan madrasah yang inklusif. Dalam sesi brainstorming, para peserta berbagi pengalaman mereka, termasuk tantangan yang kerap dihadapi dalam mengelola siswa berkebutuhan khusus. Diskusi tersebut menjadi landasan untuk sesi praktik di mana peserta diminta menyusun model pembelajaran inklusif berdasarkan kasus-kasus nyata.
“Pembagian peserta ke dalam kelompok diskusi ini bertujuan agar mereka dapat saling bertukar ide dan bersama-sama menciptakan solusi yang relevan untuk diterapkan di madrasah masing-masing,” ujar Dra. Dwita.
Kegiatan ini tidak hanya bersifat teoretis, tetapi juga diarahkan pada implementasi praktis. Pada pertemuan kedua nanti, peserta akan mempresentasikan rancangan pembelajaran inklusif yang telah mereka susun dan mendapatkan evaluasi langsung dari narasumber.
KKMI Balikpapan berharap melalui workshop ini, para kepala madrasah dan guru semakin percaya diri dalam menerapkan pendidikan inklusif yang humanis dan berkualitas. Langkah ini juga menjadi bagian dari upaya KKMI untuk menjadikan madrasah di Balikpapan sebagai pelopor pendidikan inklusif yang ramah dan mendukung keberagaman. (Ick).