Aliansi Santri Lirboyo dan Banom NU Balikpapan Desak TRANS7 Klarifikasi atas Tayangan yang Dinilai Memfitnah Kiai

Balikpapan — Aliansi yang terdiri dari Himpunan Alumni Santri Lirboyo (HIMASAL) Cabang Balikpapan bersama sejumlah badan otonom dan lembaga di bawah Nahdlatul Ulama (NU) mengajukan protes resmi terhadap stasiun televisi nasional TRANS7, menyusul tayangan yang dinilai memuat framing menyesatkan terhadap Al-Mukarram KH. Anwar Manshur Lirboyo dan kultur pesantren secara umum.
Dalam surat pernyataan yang disampaikan pada 15 Oktober 2025, disebutkan bahwa siaran TRANS7 tidak sekadar bersifat kritik, melainkan membangun “narasi hoaks yang bertujuan merendahkan marwah para kiai dan pesantren.” Pernyataan itu ditandatangani oleh perwakilan HIMASAL, PCNU Balikpapan, RMI NU, SARBUMUSI, LPBH NU, GP Ansor, dan Pagar Nusa.
Sekitar 30 orang perwakilan dari HIMASAL Lirboyo dan banom NU Balikpapan kemudian mendatangi kantor perwakilan TRANS7 Cabang Balikpapan pada Rabu pagi, antara pukul 09.30 hingga 10.30 WITA, untuk melakukan audiensi langsung.
Menurut keterangan Hosen, seorang peserta aksi, perwakilan TRANS7 menyampaikan dua poin utama:
1. Permohonan maaf atas penayangan yang dianggap menyinggung serta menyudutkan figur KH. Anwar Manshur dan tradisi pesantren.
2. Komitmen untuk menyampaikan permohonan maaf secara langsung kepada pihak Pesantren Lirboyo dalam waktu dekat.
Dalam pernyataan yang disampaikan kepada media, perwakilan HIMASAL menekankan bahwa tuntutan utama mereka adalah klarifikasi publik dalam waktu 1×24 jam serta permintaan maaf secara live di siaran nasional, disertai kunjungan sowan kepada para masyayikh Lirboyo.
“Ini bukan sekadar soal nama baik satu pesantren,” ujar seorang anggota HIMASAL seusai audiensi. “Ini tentang kehormatan para ulama dan cara media memperlakukan tradisi keilmuan Islam yang telah berabad-abad mengakar di Indonesia.”
Aliansi tersebut juga mengingatkan agar media arus utama berhati-hati dalam membingkai pemberitaan seputar pesantren dan ulama. Kritik, kata mereka, tidak semestinya disampaikan dengan cara yang mengandung generalisasi atau bias kultural. (Ick)